BUDI PEKERTI NABI MUHAMMAD SAW
Pada masa kecilnya disaat hidup
ditengah-tengah bani saad, nabi Muhammad sudah terkenal sebagai orang yang
jujur, berbudi luhur dan memiliki keperibadian yang sangat tinggi.Kawan-kawan
sebayanya dan mereka yang lebih dewasa sangat menyayanginya.Perilaku seperti
ini terus dipertahankan hingga beliau menginjak masa remaja dan dewasa, bahkan
sampai ketika beliau sudah menjadi pemimpin umat manusia yang sangat agung.
Pada waktu itu taka da sedikitpun
perbuatan dan tingkah lakunya yang tercela, berbeda sekali dengan tingkah laku
pemuda –pemuda penduduk kota mekkah, terutama dikalangan para bangsawan yang
gemar berfoya-foya dan bermabuk-mabukan karena demikian jujurnya dalam
perkataan dan perbuatan , maka sejak masuk remaja beliau telah diberi julukan
“Al-Amin” atau orang yang dapat dipercaya.[1]
B.
KEDUDUKAN AKHLAK DALAM ISLAM
Akhlak menurut bahasa arab, jama
dari khuluq, yang artinya:tabiat,budi pekerti,watak.
Arti akhlak menurut istilah adalah salah satu tugas nabi saw. Yang paling
penting, seperti dinyatakan dengan tegas oleh rasulullah saw. Imam malik
meriwayatkan dengan sanad dari abu hurairah r.a. ia mengatakan bahwa rasulullah
saw. Bersabda:
انما بعث لاتمم
مكارم الاخلاق
“aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik”
Akhlak menurut ibnu maskaweh:sikap
jiwa seseorang mendorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui
pertimbangan.
َاِنَّكَلَعَلَىخُلُقٍعَظِيْمٍ
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar
berbudi pekerti yang agung”(QS al-Qalam:4)
Akhlak bertujuan hendak menciptakan manusia sebagai makhluk yang
tinggi dan sempurna, dan membedakan dari makhluk-makhluk yang lainnya.akhlak
menjadikan manusia orang yang berkelakuan baik berbuat baik terhadap sesame dan
terhadap Allah yang telah menciptakan kita[2]
Tidak ada
kedudukan yang tinggi dari tugas ini. Abu daud meriwayatkan dengan sanad dari
usamah bin syarikr.a ia mengatakan bahwa ia melihat orang-orang arab pedalaman
bertanya kepada rasulullah saw. “ apa anugrah yang paling besar yang didapatkan
oleh seorang manusia? “beliau menjawab” Akhlak yang baik”[3]
C.
PERANAN AKHLAH DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
ôs)©9tb%x.öNä3s9ÎûÉAqßu«!$#îouqóé&×puZ|¡ym`yJÏj9tb%x.(#qã_öt©!$#tPöquø9$#urtÅzFy$#tx.sur©!$##ZÏVx.ÇËÊÈ
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.
Ayat diatas merupakan kencaman
kepada orang-orang munafik yang mengaku memeluk islam , tetapi tidak
mencerminkan ajaran islam . kecaman itu dikesankan oleh kata "لقد" laqadseakan akan ayat itu menyatakan :”kamu
telah melakukan keaneka durhakaan , padahal ditengah kamu semua ada nabi
Muhammad saw yang mestinya kamu teladani arti kata selanjutnya menjelaskan
sifat orang-orang yang mestinya meneladani rasulullah saw. Memang .untuk
meneladani rasulullah saw secara sempurna diperlukan. Kata uswahberarti
teladan ahli tafsir mengemukakan dua pengertian yang dimaksuk keteladanan yang
terdapat pada diri rasul. Pertama dalam arti keperibadian beliau scara
totalitas adalah teladan, kedua terdapat dalam keperibadian beliau hal-hal yang
patut diteladani, ayat ini, walaupun berbicaradalam konteks perang khandaq,
tetapi ia mencakup kewajiban dan anjuran meneladani beliau walaupun diluar
konteks tersebut .ini karena allah swt. Telah mempersiapkan tokoh agung ini
untuk menjadi teladan bagi semua manusia .yang maha kuasa itu sendiri yang
mendidik beliau “Adabbani Rabbi, fa absana ta’dibi”[4]
Ayat yang
mulia ini merupakan prinsip utama dalam meneladani rasulullah saw. Baik dalam
ucapan , perbuatan,maupun perilakunya ayat ini merupakan perintah allah kepada
manusia agar meneladani Nabi saw.[5]
Akhlak juga merupakan nilai yang
menjamin keselamatan kita dari siksa api neraka. Islam menganggap mereka yang
tidak berakhlak tempatnya di dalam neraka. Umpamanya seseorang itu melakukan
maksiat, durhaka kepada kedua orang tuanya, melakukan kezhaliman dan
sebagainya, sudah pasti Allah akan menolak mereka untuk dijadikan ahli syurga.
Selain itu, akhlak juga merupakan
ciri-ciri kelebihan di antara manusia karena akhlak merupakan lambang
kesempurnaan iman, ketinggian taqwa dan kealiman seseorang manusia yang
berakal. Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda yang bermaksud
“Orang yang sempurna imannya ialah
mereka yang paling baik akhlaknya.”
Kekalnya suatu ummah juga karena
kokohnya akhlak dan begitulah juga runtuhnya suatu ummah itukarena lemahnya
akhlaknya.Hakikat kenyataan di atas dijelaskan dalam kisah-kisah sejarah dan
tamadun manusia melalui al-Quran seperti kisah kaum Lut, Samud, kaum nabi
Ibrahim, Bani Israel dan lain-lain.Ummah yang berakhlak tinggi dan sentiasa
berada di bawah keridhoan dan perlindungan Allah ialah ummah yang seperti pada
zaman Rasulullah saw.begitu penting sekali peranan akhlak bagi umat manusia.
akhlak merupakan perhiasan diri bagi
seseorang karena orang yang berakhlak jika dibandingkan dengan orang yang tidak
berakhlak tentu sangat jauh perbedaannya.Akhlak tidak dapat dibeli atau dinilai
dengan suatu mata uang apapun,akhlak
merupakan wujud di dalam diri seseorang yang merupakan hasil didikan
dari kedua orang tua serta pengaruh dari masyarakat sekeliling mereka. Jika
sejak kecil kita kenalkan,didik serta diarahkan pada akhlak yang mulia, maka
secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkah laku dalam kehidupan
sehari-hari hingga seterusnya.
Proses pembentukan sebuah masyarakat
adalah sama seperti membina sebuah bangunan. Kalau dalam pembinaan bangunan, asasnya
disiapkan terlebih dahulu, begitu juga dengan membentuk masyarakat mesti di
mulai dengan pembinaan asasnya terlebih dahulu.Jika kukuh asas yang dibina maka
tegaklah masyarakat itu.Jika lemah maka robohlah apa-apa yang telah dibina
diatasnya.
Akhlak tentu amat penting karena
merupakan asas yang dilakukan oleh Rasulullah saw ketika memulai pembentukan
masyarakat Islam. Sheikh Mohamad Abu Zahrah dalam kitabnya Tanzim al-Islam
Li al-Mujtama’ menyatakan bahawa budi pekerti atau moral yang mulia adalah
satu-satunya asas yang paling kuat untuk melahirkan manusia yang berhati
bersih, ikhlas dalam hidup, amanah dalam tugas, cinta kepada kebaikan dan benci
kepada kejahatan.
sungguh akhlak itu sangat penting
artinya dalam kehidupan bermasyarakat.dapat dibayangkan sperti apa jadinya bila
suatu masyarakat tidak di bangun dengan asas akhlak yang mulia?sungguh akan
terjadi suatu kehancuran pada masyarakat itu.
D.
MANFAAT MEMILIKI AKHLAK YANG BAIK
Diantara manfaat hidup berakhlak
bagi individu yang berakhlak adalah:
1. Dapat menikmati ketenangan hidup. Ketenangan dalam hidup
diperoleh oleh orang yang tidak memiliki konflik batin, konflik interest.
Konflik batin timbul disebabkan oleh ketidak mampuan seseorang berakrab-akrab
dengan diri sendiri, dengan kemampuan diri sendiri, dengan apa yang telah
dimiliki. Pusat perhatian orang berakhlak ialah pada bagaimana menjadikan
dirinya bermakna, bermakna bagi keluarga, masyarakat dan bangsa serta
kemanusiaan sesuai dengan nilai yang diajarkan oleh Allah Sang Pencipta. Dari
segi ini orang yang berakhlak selalu bekerja keras tak kenal lelah untuk orang
lain, yang dampaknya pulang kepada diri sendiri, yaitu tidak hirau terhadap
kesulitan pribadinya. Secara internal orang berakhlak selalu mensyukuri nikmat
Allah kepada dirinya sehingga ia merasa telah diberi banyak dan banyak
memiliki. Dari itu ia selalu berfikir untuk memberi dan sama sekali tidak
berfikir untuk menguasai apa yang telah dimiliki orang lain.
2. Tidak mudah terguncang oleh perubahan situasi. Perubahan
merupakan sunnatullah dalam kehidupan. Terkadang perubahan terjadi dengan amat
cepat, membalik keadaan begitu rupa, yang selama ini berkuasa jatuh terhina,
yang terhina naik ke atas panggung, yang selama ini ditabukan justeru berubah
menjadi perilaku umum setiap hari, yang mudah menjadi sulit, sebaliknya yang
semula mustahil menjadi sangat gampang. Bagi orang yang berakhlak, perubahan
itu tak lebih hanya sunnatullah kehidupan, sementara sunnatullah itu sendiri
justeru tidak berubah. Oleh karena itu bagi orang yang berakhlak, yang menjadi
perhatian adalah bukan perubahannya, tetapi yang tidak berubah, yaitu
kaidah-kaidah sunnatullah, seperti kebenaran akan jaya dan kebatilan akan
runtuh, bahwa setiap kesulitan akan membawa kemudahan, bahwa kejujuran akan
mendatangkan keberkahan, bahwa yang yang buruk, meski disembunyikan akan
terbuka, bahwa yang baik meski sedikit akan diakui juga , bahwa merendahkan
diri akan mendatangkan kemuliaan dan bahwa kesombongan akan berakhir dengan
kehancuran. Bagi orang berakhlak dengan akidah tersebut diatas, ia akan
memandang perubahan situasi justem dengan perspektif sunnatullah yang tidak
berubah. Oleh karena itu ia tetap tenang di tengah perubahan zaman.
3. Tidak mudah tertipu oleh fatamorgana kehidupan. Kehidupan yang
kita jalani memang benar-benar merupakan realitas, tetapi tak jarang apa yang
ditawarkan kepada kita dan apa yang sedang kita ikuti sebenarnya bukan realitas
tetapi hanya fatamorgana belaka. Bahwa untuk menjadi pandai orang harus belajar
adalah realitas, bahwa untuk mencapai ke tingkat sosial tertentu orang harus
berjuang melalui tahap-tahap pekerjaan adalah realitas, bahwa untuk menjadi
kaya orang harus berusaha secara ulet serta membutuhkan waktu adalah
realitas.Sebaliknya untuk menjadi pintar mendadak, menjadi kaya mendadak, untuk
mencapai kedudukan tinggi secara mendadak adalah lebih sering merupakan
fatamorgana yang menipu. Bagi orang yang berakhlak, fatamorgana kehidupan tidak
menarik baginya, karena ia justeru tertantang untuk mengatasi kesulitan secara
realistis. Orang yang berakhlak tahu persis makna sabar, yaitu tabah hati tanpa
mengeluh, dalam menghadapi cobaan dan rtintangan, dalam jangka waktu tertentu,
dalam kerangka mencapai tujuan.Orang sabar tahu persis bahwa menggapai tujuan
bukan suatu yang mudah karena untuk itu membutuhkan waktu dan keuletan dalam
menghadapi rintangan.Hanya orang dalam keadaan lemah mental atau tertekan
sajalah yang mudah tertipu oleh fatamorgana kehidupan, kepada sesuatu yang
nampaknya sangat menjanjikan tetapi sebenarnya tipuan belaka.
4. Dapat menikmati hidup dalam segala keadaan. Sudah menjadi
sunnatullah bahwa hidup manusia mengalami pasang dan surut, terkadang
beruntung, di lain kali merugi, terkadang disambut oleh banyak orang, di lain
kali dimaki dan bahkan diusir oleh orang banyak. Bagi orang yang berakhlak,
karena prinsip hidup lurus yang selalu dipegang, maka ia selalu siap menghadapi
keadaan surut maupun keadaan pasang. Di waktu beruntung ia bersyukur kepada
Allah Subhanahu Wa Ta'ala, berbagi rasa syukurnya kepada orang lain dan tidak menghambur-hamburkan
keberuntungannya. Meski keberuntungan melimpah ruah, orang berakhlak tetap
hidup wajar, tidak berlebihan dan tetap menjadi dirinya. Ketika sedang
mengalami surut dalam hidupnya ia sabar, tidak mengeluh dan menerima apa
adanya. Meski dalam keadaan serba kekurangan secara materi, orang yang
berakhlak masih tetap memiliki keindahan dalam hidupnya karena ia tetap bisa
melakukan sesuatu yang bermakna. Adapun orang yang tak berakhlak ketika
beruntung ia lupa daratan berfoya-foya dengan keberuntungannya, dan ketika
jatuh merugi ia lupa ingatan, sedih berkepanjangan, stress dan ada yang bunuh
diri.
E.
KEMEROSOTAN AKHLAK PADA KEHIDUPAN MODERN BARAT
-Sebab-sebab Kemerosotan Akhlak
Akhlak, memiliki sebab-sebab yang
dapat menjadikannya tinggi dan mulia, dan sebaliknya juga mempunyai sebab-sebab
yang dapat menjadikannya merosot dan jatuh ke dalam keterpurukan. Di antara
sebab-sebab yang menjadikan merosotnya akhlak adalah sebagai berikut:
1.
LEMAH
IMAN
Lemahnya iman merupakan pertanda
dari kerendahan dan rusaknya moral, ini disebabkan karena iman merupakan
kekuatan (untuk membina akhlak) dalam kehidupan seseorang.
2.
LINGKUNGAN
Lingkungan memberikan dampak yang
sangat kuat bagi perilaku seseorang, karena -seperti dikatakan pepatah- bahwa
seseorang adalah anak lingkungannya. Kalau dia hidup dan terdidik dalam
lingkungan yang tidak mengenal makna adab dan akhlak serta tidak tahu tujuan
hidup yang mulia, maka akhlaknya akan rusak sebagai mana hasil didikan
lingkungannya.
3. KONDISI TAK TERDUGA
Terkadang seseorang secara tak
terduga mendapati kondisi yang menjadi sebab bagi berubahnya perilaku dan
kehidupannya.Yang tadinya baik tiba-tiba berubah menjadi buruk, jahat, tak
bermoral dan sebagainya. Di antara kondisi tak terduga tesebut adalah:
-TERKUCIL
Keterkucilan terkadang menyebab kan
seseorang berperilaku buruk, dadanya menjadi sempit dikarenakan rasa kecewa
yang mendalam atau kurangnya kesabaran.
-KAYA
Seseorang yang baik dapat berubah
akhlaknya menjadi buruk dengan sebab kekayaan, yaitu menjadi sombong dan buruk perilakunya.
-FAKIR
Kefakiran, sebagaimana juga kekayaan
dapat menjadi pemicu bagi perubahan perilaku seseorang dari baik menjadi
buruk.Mungkin karena merasa kedudukannya menjadi rendah, atau karena kecewa
atas hilangnya kekayaan yang selama ini dimilikinya.
-KESEDIHAN
Kesedihan yang dibiarkan
berlurut-larut dalam hati akan menyebabkan hati terobsesi dengannya sehingga
menyebabkan seseorang tidak tahan dan tidak sabar menanggungnya. Akibatnya dia
lari kepada hal-hal yang buruk sebagai pelampiasan, sehingga dikatakan bahwa
kesedihan itu seperti racun.
-SAKIT
Yaitu sakit yang menyebabkan
perubahan tabi'at, sebagaimana juga perubahan pada anggota badannya.Maka
akhirnya tidak lagi mampu untuk bersikap lurus proposional (i'tidal) dan tidak
kuasa menahan berbagai penderitaan.
-USIA LANJUT
Usia lanjut sangat berpengaruh
terhadap berubahnya kondisi fisik atau anggota badan. Demikian juga terkadang
berpengaruh terhadap akhlak seseorang, karena menurunnya kemampuan, kecantikan
dan kondisi diri sehingga dia merasa lemah untuk bersikap sabar dalam menerima
kenyataan.
4.TIDAK MENGINGKARI ORANG YANG BERAKHLAK BURUK
Membiarkan orang lain berbuat
keburukan, memberikan toleransi dan tidak peduli terhadap mereka adalah bukan
sebuah sikap yang baik. Bahkan itu merupakan kelemahan serta memberikan peluang
kepada mereka untuk terus melakukan perbuatan buruk, bahkan merupakan sebuah
andil dalam perbuatan buruk mereka.
5. RUMAH TANGGA
Jika sebuah rumah tangga penghuninya
membiasakan akhlak yang baik, maka seorang anak akan ikut terbiasa juga dengan
akhlak tersebut. Sebaliknya jika sebuah rumah tangga tidak pernah mengenalkan
dan membiasakan akhlak yang baik, maka seorang anak juga akan tidak tahu adab
dan ketinggian moral.
6. LUPA AIB DIRI SENDIRI
Tatkala seseorang melupakan aib diri
sendiri, maka dia tidak akan mengoreksi dan introspeksi diri. Dan hal ini
merupakan salah satu sebab merosotnya ketinggian akhlak seseorang. Karena lupa
akan kekurangan diri sendiri adalah sebuah kekurangan.
7. KEKERDILAN JIWA (RENDAH DIRI)
Ketika jiwa seseorang kerdil maka
dia tidak mampu untuk memenuhi berbagai macam hak dan kewajiban yang dibebankan
kepadanya karena merasa berat dengan itu semua. Oleh karena itu dia
mencari-cari alasan yang tidak benar atas kesalahannya dengan berbagai cara seperti
berdusta, berkhianat atau bersikap munafik. Tak jarang juga melemparkan
kesalahan kepada pihak lain yang sebenarnya tidak bersalah.
8. TEMAN YANG BURUK
Ketika seseorang berteman dengan
orang yang buruk perangai maka dia biasanya akan terpengaruh dengan temannya
tersebut, dan ini merupakan sebab akhlak seseorang menjadi rendah. Berteman
dengan orang buruk juga terkadang menjadikan tumbuhnya su'udzan (buruk sangka)
terhadap orang baik-baik.
9. PERISTIWA KEHIDUPAN
Salah satu sebab yang menjadikan
akhlak seseorang rendah adalah terjadinya suatu peristiwa yang menyenangkan
atau menyedihkan dalam kehidupan seseorang. Jika seseorang memiliki iman yang
kuat, maka dia akan menyikapi setiap peristiwa dengan benar. Dia akan bersyukur
ketika mendapatkan kebaikan dan akan bersabar ketika ditimpa sesuatu yang
menyedihkan. Sedangkan jika imannya lemah, maka dia akan sombong dan takabbur
ketika meraih kenikmatan atau akan putus asa ketika tertimpa bencana.
10. MAKSIAT
Di antara akhlak rendah yang
diakibatkan oleh kemaksiatan adalah berupa hilangnya cemburu dan rasa malu,
lalu disusul dengan berbagai perbuatan keji dan buruk lainnya. Di dalam kitab
ad-Daa' wad-Dawaa' hal 71-72 disebutkan, "Seseorang apabila semakin asyik
dengan dosa, maka akan berkurang dari qalbunya rasa cemburu terhadap diri,
keluarganya dan orang lain pada umumnya. Dan terkadang jika qalbu benar-benar
lemah, maka keburukan tidak lagi dianggap sebagai keburukan.Jika telah sampai
pada tingkat ini, maka berarti dia telah masuk pada pintu kebinasaan, bahkan
amat banyak yang bukan hanya sekedar tidak menganggap buruk perbuatan buruk,
namun lebih dari itu yaitu menganggap keburukan sebagai kebaikan.
[1]Moh idris
jauhari.ringkasan sejarah hidup Muhammad saw.surabayahal26
[2]
Drs.h.moh.Rifai,aqidah akhlaq,semaranghal,46
[3]Dr ali abdul
halim Mahmud.fikih responsibilitas.jakarta,hal.21
[4] M. Quraish
shihab,tafsir al-misbah,Jakarta,hal,33
[5] Muhammad nasib
ar-rifa’I,Ringkasan ibnu katsir,Jakarta,hal,840
Tidak ada komentar:
Posting Komentar