Selasa, 07 Juni 2016

PENTINGNYA AKHLAK DALAM KEHIDUPAN MANUSIA



BAB II PEMBAHASAN
       BUDI PEKERTI NABI MUHAMMAD SAW
Pada masa kecilnya disaat hidup ditengah-tengah bani saad, nabi Muhammad sudah terkenal sebagai orang yang jujur, berbudi luhur dan memiliki keperibadian yang sangat tinggi.Kawan-kawan sebayanya dan mereka yang lebih dewasa sangat menyayanginya.Perilaku seperti ini terus dipertahankan hingga beliau menginjak masa remaja dan dewasa, bahkan sampai ketika beliau sudah menjadi pemimpin umat manusia yang sangat agung.
Pada waktu itu taka da sedikitpun perbuatan dan tingkah lakunya yang tercela, berbeda sekali dengan tingkah laku pemuda –pemuda penduduk kota mekkah, terutama dikalangan para bangsawan yang gemar berfoya-foya dan bermabuk-mabukan karena demikian jujurnya dalam perkataan dan perbuatan , maka sejak masuk remaja beliau telah diberi julukan “Al-Amin” atau orang yang dapat dipercaya.[1]

B.                KEDUDUKAN AKHLAK DALAM ISLAM
Akhlak menurut bahasa arab, jama dari khuluq, yang artinya:tabiat,budi pekerti,watak.
Arti akhlak menurut istilah  adalah salah satu tugas nabi saw. Yang paling penting, seperti dinyatakan dengan tegas oleh rasulullah saw. Imam malik meriwayatkan dengan sanad dari abu hurairah r.a. ia mengatakan bahwa rasulullah saw. Bersabda:

انما بعث لاتمم مكارم الاخلاق
“aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik”
Akhlak menurut ibnu maskaweh:sikap jiwa seseorang mendorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan.
َاِنَّكَلَعَلَىخُلُقٍعَظِيْمٍ 
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”(QS al-Qalam:4)
Akhlak bertujuan hendak menciptakan manusia sebagai makhluk yang tinggi dan sempurna, dan membedakan dari makhluk-makhluk yang lainnya.akhlak menjadikan manusia orang yang berkelakuan baik berbuat baik terhadap sesame dan terhadap Allah yang telah menciptakan kita[2]
            Tidak ada kedudukan yang tinggi dari tugas ini. Abu daud meriwayatkan dengan sanad dari usamah bin syarikr.a ia mengatakan bahwa ia melihat orang-orang arab pedalaman bertanya kepada rasulullah saw. “ apa anugrah yang paling besar yang didapatkan oleh seorang manusia? “beliau menjawab” Akhlak yang baik”[3]

C.    PERANAN AKHLAH DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

ôs)©9tb%x.öNä3s9ÎûÉAqßu«!$#îouqóé&×puZ|¡ym`yJÏj9tb%x.(#qã_ötƒ©!$#tPöquø9$#urtÅzFy$#tx.sŒur©!$##ZŽÏVx.ÇËÊÈ
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.
Ayat diatas merupakan kencaman kepada orang-orang munafik yang mengaku memeluk islam , tetapi tidak mencerminkan ajaran islam . kecaman itu dikesankan oleh kata "لقد" laqadseakan akan ayat itu menyatakan :”kamu telah melakukan keaneka durhakaan , padahal ditengah kamu semua ada nabi Muhammad saw yang mestinya kamu teladani arti kata selanjutnya menjelaskan sifat orang-orang yang mestinya meneladani rasulullah saw. Memang .untuk meneladani rasulullah saw secara sempurna diperlukan. Kata uswahberarti teladan ahli tafsir mengemukakan dua pengertian yang dimaksuk keteladanan yang terdapat pada diri rasul. Pertama dalam arti keperibadian beliau scara totalitas adalah teladan, kedua terdapat dalam keperibadian beliau hal-hal yang patut diteladani, ayat ini, walaupun berbicaradalam konteks perang khandaq, tetapi ia mencakup kewajiban dan anjuran meneladani beliau walaupun diluar konteks tersebut .ini karena allah swt. Telah mempersiapkan tokoh agung ini untuk menjadi teladan bagi semua manusia .yang maha kuasa itu sendiri yang mendidik beliau “Adabbani Rabbi, fa absana ta’dibi[4]
Ayat yang mulia ini merupakan prinsip utama dalam meneladani rasulullah saw. Baik dalam ucapan , perbuatan,maupun perilakunya ayat ini merupakan perintah allah kepada manusia agar meneladani Nabi saw.[5]
Akhlak juga merupakan nilai yang menjamin keselamatan kita dari siksa api neraka. Islam menganggap mereka yang tidak berakhlak tempatnya di dalam neraka. Umpamanya seseorang itu melakukan maksiat, durhaka kepada kedua orang tuanya, melakukan kezhaliman dan sebagainya, sudah pasti Allah akan menolak mereka untuk dijadikan ahli syurga.
Selain itu, akhlak juga merupakan ciri-ciri kelebihan di antara manusia karena akhlak merupakan lambang kesempurnaan iman, ketinggian taqwa dan kealiman seseorang manusia yang berakal. Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda yang bermaksud
“Orang yang sempurna imannya ialah mereka yang paling baik akhlaknya.”
Kekalnya suatu ummah juga karena kokohnya akhlak dan begitulah juga runtuhnya suatu ummah itukarena lemahnya akhlaknya.Hakikat kenyataan di atas dijelaskan dalam kisah-kisah sejarah dan tamadun manusia melalui al-Quran seperti kisah kaum Lut, Samud, kaum nabi Ibrahim, Bani Israel dan lain-lain.Ummah yang berakhlak tinggi dan sentiasa berada di bawah keridhoan dan perlindungan Allah ialah ummah yang seperti pada zaman Rasulullah saw.begitu penting sekali peranan akhlak bagi umat manusia.
akhlak merupakan perhiasan diri bagi seseorang karena orang yang berakhlak jika dibandingkan dengan orang yang tidak berakhlak tentu sangat jauh perbedaannya.Akhlak tidak dapat dibeli atau dinilai dengan suatu mata uang apapun,akhlak       merupakan wujud di dalam diri seseorang yang merupakan hasil didikan dari kedua orang tua serta pengaruh dari masyarakat sekeliling mereka. Jika sejak kecil kita kenalkan,didik serta diarahkan pada akhlak yang mulia, maka secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari hingga seterusnya.
Proses pembentukan sebuah masyarakat adalah sama seperti membina sebuah bangunan. Kalau dalam pembinaan bangunan, asasnya disiapkan terlebih dahulu, begitu juga dengan membentuk masyarakat mesti di mulai dengan pembinaan asasnya terlebih dahulu.Jika kukuh asas yang dibina maka tegaklah masyarakat itu.Jika lemah maka robohlah apa-apa yang telah dibina diatasnya.
Akhlak tentu amat penting karena merupakan asas yang dilakukan oleh Rasulullah saw ketika memulai pembentukan masyarakat Islam. Sheikh Mohamad Abu Zahrah dalam kitabnya Tanzim al-Islam Li al-Mujtama’ menyatakan bahawa budi pekerti atau moral yang mulia adalah satu-satunya asas yang paling kuat untuk melahirkan manusia yang berhati bersih, ikhlas dalam hidup, amanah dalam tugas, cinta kepada kebaikan dan benci kepada kejahatan.
sungguh akhlak itu sangat penting artinya dalam kehidupan bermasyarakat.dapat dibayangkan sperti apa jadinya bila suatu masyarakat tidak di bangun dengan asas akhlak yang mulia?sungguh akan terjadi suatu kehancuran pada masyarakat itu.

D.    MANFAAT MEMILIKI AKHLAK YANG BAIK
Diantara manfaat hidup berakhlak bagi individu yang berakhlak adalah:
1. Dapat menikmati ketenangan hidup. Ketenangan dalam hidup diperoleh oleh orang yang tidak memiliki konflik batin, konflik interest. Konflik batin timbul disebabkan oleh ketidak mampuan seseorang berakrab-akrab dengan diri sendiri, dengan kemampuan diri sendiri, dengan apa yang telah dimiliki. Pusat perhatian orang berakhlak ialah pada bagaimana menjadikan dirinya bermakna, bermakna bagi keluarga, masyarakat dan bangsa serta kemanusiaan sesuai dengan nilai yang diajarkan oleh Allah Sang Pencipta. Dari segi ini orang yang berakhlak selalu bekerja keras tak kenal lelah untuk orang lain, yang dampaknya pulang kepada diri sendiri, yaitu tidak hirau terhadap kesulitan pribadinya. Secara internal orang berakhlak selalu mensyukuri nikmat Allah kepada dirinya sehingga ia merasa telah diberi banyak dan banyak memiliki. Dari itu ia selalu berfikir untuk memberi dan sama sekali tidak berfikir untuk menguasai apa yang telah dimiliki orang lain.
2. Tidak mudah terguncang oleh perubahan situasi. Perubahan merupakan sunnatullah dalam kehidupan. Terkadang perubahan terjadi dengan amat cepat, membalik keadaan begitu rupa, yang selama ini berkuasa jatuh terhina, yang terhina naik ke atas panggung, yang selama ini ditabukan justeru berubah menjadi perilaku umum setiap hari, yang mudah menjadi sulit, sebaliknya yang semula mustahil menjadi sangat gampang. Bagi orang yang berakhlak, perubahan itu tak lebih hanya sunnatullah kehidupan, sementara sunnatullah itu sendiri justeru tidak berubah. Oleh karena itu bagi orang yang berakhlak, yang menjadi perhatian adalah bukan perubahannya, tetapi yang tidak berubah, yaitu kaidah-kaidah sunnatullah, seperti kebenaran akan jaya dan kebatilan akan runtuh, bahwa setiap kesulitan akan membawa kemudahan, bahwa kejujuran akan mendatangkan keberkahan, bahwa yang yang buruk, meski disembunyikan akan terbuka, bahwa yang baik meski sedikit akan diakui juga , bahwa merendahkan diri akan mendatangkan kemuliaan dan bahwa kesombongan akan berakhir dengan kehancuran. Bagi orang berakhlak dengan akidah tersebut diatas, ia akan memandang perubahan situasi justem dengan perspektif sunnatullah yang tidak berubah. Oleh karena itu ia tetap tenang di tengah perubahan zaman.
3. Tidak mudah tertipu oleh fatamorgana kehidupan. Kehidupan yang kita jalani memang benar-benar merupakan realitas, tetapi tak jarang apa yang ditawarkan kepada kita dan apa yang sedang kita ikuti sebenarnya bukan realitas tetapi hanya fatamorgana belaka. Bahwa untuk menjadi pandai orang harus belajar adalah realitas, bahwa untuk mencapai ke tingkat sosial tertentu orang harus berjuang melalui tahap-tahap pekerjaan adalah realitas, bahwa untuk menjadi kaya orang harus berusaha secara ulet serta membutuhkan waktu adalah realitas.Sebaliknya untuk menjadi pintar mendadak, menjadi kaya mendadak, untuk mencapai kedudukan tinggi secara mendadak adalah lebih sering merupakan fatamorgana yang menipu. Bagi orang yang berakhlak, fatamorgana kehidupan tidak menarik baginya, karena ia justeru tertantang untuk mengatasi kesulitan secara realistis. Orang yang berakhlak tahu persis makna sabar, yaitu tabah hati tanpa mengeluh, dalam menghadapi cobaan dan rtintangan, dalam jangka waktu tertentu, dalam kerangka mencapai tujuan.Orang sabar tahu persis bahwa menggapai tujuan bukan suatu yang mudah karena untuk itu membutuhkan waktu dan keuletan dalam menghadapi rintangan.Hanya orang dalam keadaan lemah mental atau tertekan sajalah yang mudah tertipu oleh fatamorgana kehidupan, kepada sesuatu yang nampaknya sangat menjanjikan tetapi sebenarnya tipuan belaka.

4. Dapat menikmati hidup dalam segala keadaan. Sudah menjadi sunnatullah bahwa hidup manusia mengalami pasang dan surut, terkadang beruntung, di lain kali merugi, terkadang disambut oleh banyak orang, di lain kali dimaki dan bahkan diusir oleh orang banyak. Bagi orang yang berakhlak, karena prinsip hidup lurus yang selalu dipegang, maka ia selalu siap menghadapi keadaan surut maupun keadaan pasang. Di waktu beruntung ia bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, berbagi rasa syukurnya kepada orang lain dan tidak menghambur-hamburkan keberuntungannya. Meski keberuntungan melimpah ruah, orang berakhlak tetap hidup wajar, tidak berlebihan dan tetap menjadi dirinya. Ketika sedang mengalami surut dalam hidupnya ia sabar, tidak mengeluh dan menerima apa adanya. Meski dalam keadaan serba kekurangan secara materi, orang yang berakhlak masih tetap memiliki keindahan dalam hidupnya karena ia tetap bisa melakukan sesuatu yang bermakna. Adapun orang yang tak berakhlak ketika beruntung ia lupa daratan berfoya-foya dengan keberuntungannya, dan ketika jatuh merugi ia lupa ingatan, sedih berkepanjangan, stress dan ada yang bunuh diri.
E.     KEMEROSOTAN AKHLAK PADA KEHIDUPAN MODERN BARAT
-Sebab-sebab Kemerosotan Akhlak
Akhlak, memiliki sebab-sebab yang dapat menjadikannya tinggi dan mulia, dan sebaliknya juga mempunyai sebab-sebab yang dapat menjadikannya merosot dan jatuh ke dalam keterpurukan. Di antara sebab-sebab yang menjadikan merosotnya akhlak adalah sebagai berikut:
1.      LEMAH IMAN
Lemahnya iman merupakan pertanda dari kerendahan dan rusaknya moral, ini disebabkan karena iman merupakan kekuatan (untuk membina akhlak) dalam kehidupan seseorang.
2.      LINGKUNGAN
Lingkungan memberikan dampak yang sangat kuat bagi perilaku seseorang, karena -seperti dikatakan pepatah- bahwa seseorang adalah anak lingkungannya. Kalau dia hidup dan terdidik dalam lingkungan yang tidak mengenal makna adab dan akhlak serta tidak tahu tujuan hidup yang mulia, maka akhlaknya akan rusak sebagai mana hasil didikan lingkungannya.
3. KONDISI TAK TERDUGA
Terkadang seseorang secara tak terduga mendapati kondisi yang menjadi sebab bagi berubahnya perilaku dan kehidupannya.Yang tadinya baik tiba-tiba berubah menjadi buruk, jahat, tak bermoral dan sebagainya. Di antara kondisi tak terduga tesebut adalah:
-TERKUCIL
Keterkucilan terkadang menyebab kan seseorang berperilaku buruk, dadanya menjadi sempit dikarenakan rasa kecewa yang mendalam atau kurangnya kesabaran.
-KAYA
Seseorang yang baik dapat berubah akhlaknya menjadi buruk dengan sebab kekayaan, yaitu menjadi sombong dan buruk perilakunya.
-FAKIR
Kefakiran, sebagaimana juga kekayaan dapat menjadi pemicu bagi perubahan perilaku seseorang dari baik menjadi buruk.Mungkin karena merasa kedudukannya menjadi rendah, atau karena kecewa atas hilangnya kekayaan yang selama ini dimilikinya.
-KESEDIHAN
Kesedihan yang dibiarkan berlurut-larut dalam hati akan menyebabkan hati terobsesi dengannya sehingga menyebabkan seseorang tidak tahan dan tidak sabar menanggungnya. Akibatnya dia lari kepada hal-hal yang buruk sebagai pelampiasan, sehingga dikatakan bahwa kesedihan itu seperti racun.
-SAKIT
Yaitu sakit yang menyebabkan perubahan tabi'at, sebagaimana juga perubahan pada anggota badannya.Maka akhirnya tidak lagi mampu untuk bersikap lurus proposional (i'tidal) dan tidak kuasa menahan berbagai penderitaan.
-USIA LANJUT
Usia lanjut sangat berpengaruh terhadap berubahnya kondisi fisik atau anggota badan. Demikian juga terkadang berpengaruh terhadap akhlak seseorang, karena menurunnya kemampuan, kecantikan dan kondisi diri sehingga dia merasa lemah untuk bersikap sabar dalam menerima kenyataan.
4.TIDAK MENGINGKARI ORANG YANG BERAKHLAK BURUK
Membiarkan orang lain berbuat keburukan, memberikan toleransi dan tidak peduli terhadap mereka adalah bukan sebuah sikap yang baik. Bahkan itu merupakan kelemahan serta memberikan peluang kepada mereka untuk terus melakukan perbuatan buruk, bahkan merupakan sebuah andil dalam perbuatan buruk mereka.
5. RUMAH TANGGA
Jika sebuah rumah tangga penghuninya membiasakan akhlak yang baik, maka seorang anak akan ikut terbiasa juga dengan akhlak tersebut. Sebaliknya jika sebuah rumah tangga tidak pernah mengenalkan dan membiasakan akhlak yang baik, maka seorang anak juga akan tidak tahu adab dan ketinggian moral.
6. LUPA AIB DIRI SENDIRI
Tatkala seseorang melupakan aib diri sendiri, maka dia tidak akan mengoreksi dan introspeksi diri. Dan hal ini merupakan salah satu sebab merosotnya ketinggian akhlak seseorang. Karena lupa akan kekurangan diri sendiri adalah sebuah kekurangan.
7. KEKERDILAN JIWA (RENDAH DIRI)
Ketika jiwa seseorang kerdil maka dia tidak mampu untuk memenuhi berbagai macam hak dan kewajiban yang dibebankan kepadanya karena merasa berat dengan itu semua. Oleh karena itu dia mencari-cari alasan yang tidak benar atas kesalahannya dengan berbagai cara seperti berdusta, berkhianat atau bersikap munafik. Tak jarang juga melemparkan kesalahan kepada pihak lain yang sebenarnya tidak bersalah.
8. TEMAN YANG BURUK
Ketika seseorang berteman dengan orang yang buruk perangai maka dia biasanya akan terpengaruh dengan temannya tersebut, dan ini merupakan sebab akhlak seseorang menjadi rendah. Berteman dengan orang buruk juga terkadang menjadikan tumbuhnya su'udzan (buruk sangka) terhadap orang baik-baik.
9. PERISTIWA KEHIDUPAN
Salah satu sebab yang menjadikan akhlak seseorang rendah adalah terjadinya suatu peristiwa yang menyenangkan atau menyedihkan dalam kehidupan seseorang. Jika seseorang memiliki iman yang kuat, maka dia akan menyikapi setiap peristiwa dengan benar. Dia akan bersyukur ketika mendapatkan kebaikan dan akan bersabar ketika ditimpa sesuatu yang menyedihkan. Sedangkan jika imannya lemah, maka dia akan sombong dan takabbur ketika meraih kenikmatan atau akan putus asa ketika tertimpa bencana.
10. MAKSIAT
Di antara akhlak rendah yang diakibatkan oleh kemaksiatan adalah berupa hilangnya cemburu dan rasa malu, lalu disusul dengan berbagai perbuatan keji dan buruk lainnya. Di dalam kitab ad-Daa' wad-Dawaa' hal 71-72 disebutkan, "Seseorang apabila semakin asyik dengan dosa, maka akan berkurang dari qalbunya rasa cemburu terhadap diri, keluarganya dan orang lain pada umumnya. Dan terkadang jika qalbu benar-benar lemah, maka keburukan tidak lagi dianggap sebagai keburukan.Jika telah sampai pada tingkat ini, maka berarti dia telah masuk pada pintu kebinasaan, bahkan amat banyak yang bukan hanya sekedar tidak menganggap buruk perbuatan buruk, namun lebih dari itu yaitu menganggap keburukan sebagai kebaikan.



[1]Moh idris jauhari.ringkasan sejarah hidup Muhammad saw.surabayahal26
[2] Drs.h.moh.Rifai,aqidah akhlaq,semaranghal,46
[3]Dr ali abdul halim Mahmud.fikih responsibilitas.jakarta,hal.21
[4] M. Quraish shihab,tafsir al-misbah,Jakarta,hal,33
[5] Muhammad nasib ar-rifa’I,Ringkasan ibnu katsir,Jakarta,hal,840

Tidak ada komentar:

Posting Komentar