Selasa, 07 Juni 2016

PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP




BAB I PENDAHULUAN
a.       Latar Belakang
Pendidikan adalah lembaga dan usaha pembangunan bangsa dan watak bangsa. Pendidikan yang demikian mencakup ruang lingkup yang amat komprehensif, yakni pendidikan kemampuan mental, pikir (rasio, intelek), kepribadian manusia seutuhnya. Untuk membina kepribadian demikian jelas memerlukan rentangan waktu yang relative panjang bahkan berlangsung seumur hidup.
Dalam GBHN dinyatakan bahwa “Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Karena itu, pendidikan ialah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah”.
Hal ini berarti bahwa setiap manusia indonesia diharapkan supaya selalu berkembang sepanjang hidup, dan dilain pihak masyarakat dan pemerintah diharapkan agar dapat menciptakan situasi yang menantang untuk belajar. Prinsip ini berarti, masa sekolah bukanlah satu-satunya masa bagi setiap orang untuk belajar, melainkan hanya sebagian dari waktu belajar yang akan berlangsung seumur hidup.
b.      Rumusan Masalah
1.      Apa itu pendidikan seumur hidup?
2.      Apa yang menjadi dasar pemikiran pentingnya pendidikan seumur hidup?
3.      Bagaimana konsep pendidikan seumur hidup? Dan mengapa perlu adanya konsep ini?
4.      Apa tujuan pendidikan seumur hidup?
5.      Apa cirri-ciri pendidikan seumur hidup?
c.       Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui apa arti pendidikan seumur hidup
2.      Mengetahui hal-hal yang menjadi dasar pemikiran pentingnya pendidikan seumur hidup
3.      Mengetahui konsep pendidikan seumur hidup
4.      Mengetahui untuk apa tujuan pendidikan seumur hidup
5.      Mengetahui apa saja cirri pendidikan seumur hidup
6.      Dan hal-hal yang berkaitan dengan konsep pendidikan seumur hidup

BAB II PEMBAHASAN
1.      Pendidikan seumur hidup
Pendidikan seumur hidup ialah sebuah konsep yang menerangkan pada kita tentang bagaimana seharusnya pendidikan dalam kehidupan kita ini diselenggarakan. Pada intinya, konsep dasar pendidikan seumur hidup ialah konsep pendidikan, semesta, dimana kita melihat pendidikan sebagai suatu keseluruhan yang terpadu dari semua kegiatan pendidikan atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kehidupan manusia.
2.      Dasar-dasar pemikiran pentingnya pendidikan seumur hidup
Konsep pendidikan seumur hidup merumuskan suatu asas bahwa pendidikan adalah suatu proses yang terus menerus (kontinu) dari bayi sampai meninggal dunia. Konsep ini sesuai dengan konsep islam seperti yang tercantum dalam hadits Nabi Saw: “Uthlubil ‘ilma minal mahdi ilal lahdi” (Pendidikan dimulai sejak lahir hingga datangnya ajal pada seseorang).
Semua perlakuan orangtua (pendidik) terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak sejak lahir merupakan tindakan pendidikan. (KH.Dewantoro)
Dasar pemikiran pentingnya pendidikan seumur hidup dari beberaapa segi, antara lain :
a.       Ideologis
Semua manusia dilahirkan kedunia mempunyai hak yang sama, khususnya hak untuk mendapatkan pendidikan dan peningkatan pengetahuan serta keterampilannya. Pendidikan seumur hidup akan memungkinkan seseorang mengembangkan potensi-potensinya sesuai dengan kebutuhan hidupnya.
b.      Ekonomis
Cara yang paling efektif untuk keluar dari “Lingkungan Setan kemelaratan” yang menyebabkan kebodohan, dan kebodohan menyebabkan kemelaratan ialah melalui pendidikan seumur hidup memungkinkan seseoraang untuk :
a.       Meningkatkan produktifitas,
b.      Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimiliki,
c.       Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang lebih menyenangkan dan sehat, dan
d.      Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik ank-anaknya secara tepat sehingga peranan pendidikan keluarga menjadi sangat besar dan penting.
c.       Sosiologis
Pada orangtua di negara berkembang kerap kurang menyadari pentingnya pendidikan sekolah bagi anak-anknya. Karena itu, anak-anak mereka sering kurang mendapatkan pendidikan sekolah, putus sekolah atau tidak bersekolah sama sekali. Dengan demikian, pendidikan seumur hidup bagi orang tua akan merupakan pemecahan atas masalah tersebut.
d.      Politis
Pada negara demokrasi, hendaknya seluruh rakyat menyadari pentingnya hak milik, dan memahami fungsi pemerintah, DPR, MPR, dll. Karena itu, pendidikan kewarganegaraan perlu diberikan kepada setiap orang. Dengan demikian, maka inilah yang  menjadi tugas pendidikan seumur hidup.
e.       Teknologis
Dunia dilanda oleh eksplosit ilmu pengetahuan dan teknologi. Para sarjana, teknisi, dan pemimpin dinegara berkembang perlu memperbarui pengetahuan dan keteramilan mereka, seperti yang dilakukan oleh sejawat mereka di negara maju.
f.       Psikologis dan pedagogis
Perkembangan iptek yang pesat mempunyai pengaruh besar terhadap konsep, teknik dan metode pendidikan. Selain itu, perkembangan tersebut menyebabkan makin luas, dalam dan kompleksnya ilmu pengetahuan. Akibatnya, tidak mungkin lagi diajarkan seluruh kepada peserta didik di sekolah. Karena itu, tugas pendidik sekolah yang utama sekarang ialah mengajarkan bagaimana cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk belajar terus menerus sepanjang hidupnya, memberikan keterampilan kepada peserta didik untuk secara tepat, dan mengembangkan daya adaptasi yang besar dalam diri peserta didik. Untuk itu semua, perlu diciptakan kondisi yang merupakan penerapan atas pendidikan seumur hidup.

3.      Konsep pendidikan seumur hidup
Terbagi 4 macam, yaitu :
a.       Konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri
Sebagai suatu konsep, maka pendidikan seumur hidup diartikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman-pengalaman pendidikan. Hal ini berarti pendidikan akan melliputi seluruh rentangan usia dan usia paling muda sampai paling tua dan adanya basis institusi yang amat berbeda dengan basis yang mendasari persekolahan konsensional.
b.      Konsep belajar seumur hidup
Dalam pendidikan seumur hidup berarti pelajar belajar karena respon terhadap keinginan yang didasari untuk belajar dan angan-angan pendidikan menyediakan kondisi-kondisi yang membantu belajar. Jadi istilah belajar ini merupakan kegiatan yang dikelola walaupun tanpa organisasi sekolah dan kegiatan ini justru mengarah pada penyelenggaraan asas pendidikan seumur hidup.
c.       Konsep pelajar seumur hidup
Belajar seumur hidup dimaksudkan adalah orang-orang yang sadar tentag diri mereka sebagai pelajar seumur hidup, melihat belajar baru sebagai cara yang logis untuk mengatasi problema dan terdorong tinggi sekali untuk belajar diseluruh tingkat usia dan menerima tantangan dan perubahan seumur hidup sebagai pemberi kesempatan untuk belajar baru dalam keadaan demikian, perlu adanya sistem pendidikan yang bretujuan membantu perkembangan orang-orang secara sadar dan sistematik merespon untuk beradaptasi dengan lingkungan mereka seumur hidup (pelajar dan belajar seumur hidup).
d.      Kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup
Kurikulum, dalam hubungan ini, didesain atas dasar perinci pendidikan seumur hidup betul-betul telah menghasilkan elajar seumur hidup yang secara berurutan melaksanakan belajar seumur hidup kurikulum yang demikian, merupakan kurikulum praktis yang mencapai tujuan pendidikan dan mengimplementasikan prinsip-prinsip pendidikan seumur hidup.

4.      Mengapa perlu konsep pendidikan seumur hidup?
Ada beberapa hal yang mendorong timbulnya kebuthan akan konsep pendidikan seumur hidup pada dewasa ini
a.             Keterbatasan kemampuan pendidik sekolah
Keterbatasan sekolah melibatkan berbagai faktor yang berkenaan dengan masukan instrumental sekolah (tujuan pendidikan, isi pendidikan, guru, siswa, keuangan, sarana dan sebagainya), dan proses pendidikannya. Mutu masukan dan proses pendidikan secra intern dapat melemahkan kemampuan sekolah untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi seperti diharapkan oleh masyarakat. Hal ini bertambah parah karena faktor ekstern kurang mendukung atau kurang dimanfaatkan secara optimal.
Disamping itu keterbatasan sekolah dapat dipengaruhi oleh inertia atau kelemahan para pelaksananya. Banyak diantara kita bersifat konservatif dalam melaksanakan tugas mengajar dan mendidik menutup diri terhadap segala kemajuan yang terjadi dalam dunia teknologi pendidikan, atau kadang-kadang secara tidak sadar menentangnya karena berbagai motif yang tersembunyi. Keterbatasan kemampuan penddik sekolah ini mendorong kepada perlunya usaha memperbaiki pendidikan sekolah dan usaha baru untuk melengkapi pendidikan sekolah. Disamping itu, melahirkan pula usaha memadukan pendidikan sekolah dengan pendidikan luar sekolah dalam suatu sistem yang saling menunjang.
b.            Perubahan masyarakat dan peranan sosial
Yang terutama menyulitkan pendidikan ialah masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja. Para lulusan sekolah atau perguruan tinggi masih harus dilatih terlebih dahulu sebelum mereka bekerja sebagai karyawan efektif. Alangkah perlunya pendidikan itu dan didekatkan dan disesuaikan dunia pasaran kerja masyarakat. Tetapi sering mensyarakat dan pasaran kerja itu terlalu cepat berubah sehingga bisa saja sekolah itu tak pernah dalam keadaan yang sesuai betul dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Justru yang dibutuhkan ialah pelaksanaan pendidikan demi efektifnya siswa dan lulusan menyesuaikan diri kepada perubahan lingkungannya. Disinilah timbulnya kebutuhan individu untuk belajar terus seumur hidup atau sepanjang hayatnya.
Masih ada sisi lain dalam kehidupan kita yang sangat menarik dan perlu mendapat perhatian secukupnya. Gejala tersebut ialah perkembangan ilmu dan teknologi. Ilmu dan teknologi berkebang sangat pesat dan menyerbu kehidupan kita melalui hasil-hasilnya dalam bentuk barang atau gagasan. Hasil perkembangan ilmu dan teknologi menyebabkan perubahan-perubahan dalam masyarakat yang selanjutnya menyebabkan perubahan-perubahan peranan siosial. Perubahan dalam peranan sosial, menuntut kepada setiap anggota masyarakatnya untuk menyesuaikan dirinya dengan peranan-peranan tersebut. Hal ini pun berlaku bagi kita semua sebagai guru, agar dapat mengikuti dan berperan serta aktif dalam pembaharuan dalam bidang pendidikan. Kita tahu bahwa hasil ilmu dan teknologi menyebabkan penemuan-penemuan dalam bidang pendidikan, terutama dalam teknik belajar mengajar.
c.             Pendayagunaan sumber yang masih belum optimal
Salahsatu masalah yang kita hadapi dewasa ini ialah kelangkaan atau kekurangan sumber yang mendukung pelaksanaan pendidikan. Hal ini sekurang-kurangnya mempunyai dua makna bagi para pengelola dan pelaksana pendidikan. Pertama perlu dilakukan penghematan dan optimalisasi dalam pengguanaan sumber yang tellah tersedia bagi pendidikan. Kedua, perlu digali sumber-sumber baru yang msih terpendam dalam masyarakat, yang dapat dimanfaatkan untuk memperlancar dan meningkatkan proses pendidikan. Dalalm pendidikan, siswa adalah sumber bagi dirinya dan bukan hanya obyek bagi gurunya. Pendidikan ialah usaha yang bersifat membantu siswa agar potensi-potensi yang terpendam tersebut tumbuh mekar, berkembang, dan meningkatkan menjadi kemampuan-kemampuan nyata yang dapat dipergunakan siswa dalam melaksanakan tugas-tugas hidupnya. Dengan demikian guru sebagai salahsatu pendidik siswa berhubungan dengan pertumbuhan, pemekarn, pengembangan, dan peningkatan potensi-potensi yang terpendam tersebut.
Pengelolaan pendidikan sekolah yang optimal memerlukan pendayagunaan sumber-sumber yang telah terdapat disekolah yang terdapat pada siwa baik yang masih terpendam maupun yang sudah menjadi kemampuan nyata, dan yang terdapat dilingkungan luar sekolah. Pengelolaan sumber-sumber tersebut membutuhkan koordinasi dan kerjasama yang terpadu. Tidak saja mengembangkan potensi inteektual tetapi juga aspek afektif efektif dan lainnya.

5.      Tujuan Pendidikan seumur hidup
a.                Untuk mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakekatnya, yakni seluruh aspek pembawaannya seoptimal mungkin. Dengan demikian secara potensial keseluruhan potensi manusia di isi kebutuhannya supaya berkembang secara wajar.
b.               Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dan dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung selama manusia hidup.
Dengan keseimbangan yang wajar hidup jasmani dan rokhani kita itu, berarti kita mengembangkan keduanya secara utuh sesuai kodrat kebutuhannya, akan dapat terwujud manusia seutuhnya. Sebaliknya ada kecenderuangan –kadang kadang tanpa disadari kita lebih mengutamakan hidup jasmani dan keduniawan. Hal ini terbukti dengan kebiasaan hidup yang melupakan kebutuhan nilai-nilai rokhaniah spiritual di atas.
6.      Ciri-ciri pendidikan seumur hidup
Pandangan yang pokok dan menjadi ciri dari pendidikan seumur hidup ialah antara lain sebagai berikut :
a.       Keterpaduan vertical
Konsep keterpaduan vertical mengandung arti bahwa pendidikan tidaklah berakhir atau berhenti setelah pendididkan disekolah selesi. Pendidikan terus berlangsung setelah pendidikan disekolah tamat, dengan kata lain pendidikan terus berlangsung sampai seseorang menemui ajalnya. Perpanjangan pendidikan ini tidaklah berarti masa pendidikan sekolah diperpanjang sampai mati, tetapi pendidikan haruslah menjadi tangga atau jalan untuk mampu belajar terus setiap waktu dalam hidup seseorang sesuai dengan kebutuhannya setelah seseorang tamat sekolah.
Makna lain dari keterpaduan vertical adalah bahwa pendidikan seumur hidup tidaklah sama dengan pendidikan orang dewasa. Dengan kata lain pendidikan seumur hidup mencangkup keseluruhan masa pendidikan sejak lahir hingga mati, yang terdiri atas masa pendidikan sebelum, selama, dan setelah sekolah.
b.      Keterpaduan horisontal
Dalam hubngan ini, pendidikan seumur hidup berarti pendidikan yang mencakup perkembangan semua aspek kehidupan dan kepribadian seseorang. Hal ini berate bahwa pendidikan yang berlangsung dalam setiap tahap hidup seseorang harus mampu mengembangkan secara terpadu aspek-aspek: fisik, intelektual, afektif dan spiritual, sehingga pada akhirnya tercapai perkembangan kepribadian yang lengkap.
Makna lain dari keterpaduan horizontal ini ialah bahwa pendidikan seumur hidup mencakup pendiddikan umum dan pendidikan profesional, yang saling melengkapi atau saling menunjang.pendidikan seumur hidup menghendaki agar pendidikan tidak hanya mengembangkan efisiensi kerja secara profesional (pendidikan profesional),tetapi juga mengembangkan aspek-aspek kehidupan manusia sebagai anggota masyrakat,warga,negara, dan sesama umat.
c.        Keterpaduan ekologis
konsep pendidikan seumur hidup mengakui bahwa pendidikan berlangsung dalam lingkungan kehidupan manusia dengan kata lain, keseluruhan kehidupan manusia merupakan ekologi atau lingkungan tempat berlangsungnya pendidikan hal ini mengandung makna bahwa pendidikan tidaklah terbatas kepada pengalaman belajar yang diperoleh melalui program yang terencana secara ketat seperti pribadi sekolah, tetapi juga terjadi melalui pengalaman belajar yang diperoleh secara tidak terencana dan incidental.
Makna lain dari keterpaduan ekologi ialah bahwa lembaga pendidikan seperti sekolah,perguruan tinggi,dan pusat-pusat latihan,merupakan tempat belajar yang penting,tetapi hanya sebagai salah satu saja dari lembaga-lembaga dalam kehidupan seumur hidup. Pendidikan seumur hidup merupakan konsep  pendidikan yang menghendaki ada nya kesesuaian antara pendidikan dengan hidup.pendidikan seumur hidup mengusahakan tercapai nya kesesuaian tersebut dengan jalan: menyelaras kan pendidikan sekolah dengan pendidikan luar sekolah dalam suatu keterpaduan horizontal, menyinambungkan pengalaman pendidikan dikeluarga, disekolah dan masyarakat dalam suatu keterpaduan vertical untuk mencapai pertumbuhan manusia selengkap mungkin, mengusahakan semua pengalaman pendidikan bersifat saling menunjang dan berkesiambungan, menyesuaikan kebutuhan, masalah dan tingat pertumbuhan seseorang memperbaiki sistem ujian, kenaikan izajah yang sudah tidak sesuai lagi, mengutamakan belajar daripada mengajar, dan sebagainya.
d.      Keragaman dan kelugasan dalam pendidikan
Konsep pendidikan seumur hidup menghendaki keragaman dan kelugasan dalam program dan kegiatan pendidikan. Pendidikan tidak bersifat satu jalur pengalaman belajar (monolitik), tetapi berbagai pengalaman belajarnya diselaraskan kepada kesempatan dan minat seseorang. Program dan kegiatan pendidikan hendaknya disesuaikan kepada kebutuhan dan kondisi seseorang yang berbeda-beda.
Pendidikan seumur hidup menghendaki agar dalam pelaksanaannya dipergunakan cara-cara belajar baru untuk melengkapi cara-cara belajar lama.
Pendidikan seumur hidup menghendaki agar pendidikan berfungsi adavtif dan inovatif skaligus. Pendidikan hendaknya memungkinkan seseorang untuk mampu menyesuaikan dirianya kepada perubahan-perubahan sosial, ekonomi, industry, dan ekologis. Penyesuaian diri pribadi terhadap kekuatan-kekuatan dari luar tersebut merupakan penyesuaian diripribadi seseorang. Oleh karena itu pendidikan harus tertuju kepada perwujudan kemampuan diri, penyempurnaan diri, dan pengembangan kepribadian seutuhnya.
Pendidikan seumur hidup menghendaki pendidikan universal. Pendidikan tidak merupakan hak prerogatif dari sekelompok orang tertentu. Kesamaan kesempatan pendidikan untuk semua orang dalam setiap tahap hidupnya hendaknya diberikan. Kesamaan kesempatan pendidikan ini hendaknya mengarah kepada proses demokratisasi dalam pendidikan, dimana setiap orang dapat mewujudkan hak asasinya yaitu mengembangkan potensi yang terdpat dalam dirinya secara optimal.
Ada tiga pokok bagi pendidikan seumur hidup, yaitu : kesempatan, motivasi, dan kemampuan belajar. Persyaratan pertama ialah kesempatan yang memadai untuk dapat belajar melalui jalur formal dan tidak formal dalam pegembangan profesi dan pendidikan umum. Disamping kesempatan, individu perlu di dorong untuk mau dan ingin belajar. Pendidikan seumur hidup harus berkembang makin lama makin menjadi kegiatan belajar sendiri dan belajar membina sendiri karena seseorang mengembangkan dirinya sendiri dari tahap yang satu ke tahap berikutnya. Selanjutnya persyaratan ketiga adalah kesiapan seorang untuk mengambil keuntungan dari kesempatan belajar yang tersedia. Termasuk dalam hal ini yaitu keteerampilan menggunakan teknik belajar, kemampuan membuat rencana belajar dan melaksanakannya, kemampuan menggunakan berbagai alat dan media belajar secara efektif, kemampuan belajar sendiri dengan percaya kepada diri sendiri, dan sebagainya.

7.      Arah pendidikan seumur hidup .
a.                   Pendidikan seumur hidup kepada orang dewasa
Sebagai generasi penerus, kaum muda atau dewasa membutuhkan pendidikan seumur hidup ini dalam rangka pemenuhan “self interest” yang merupakan tuntunan hidup mereka sepanjang masa.
Di antara self interest tersebut, kebutuhan akan baca tulis bagi mereka umumnya dan latihan keterampilan bagi para pekerja, sangat membantu mereka untuk menghadapi situasi dan persoalan-persoalan penting yang merupakan kunci keberhasilan.
Program kegiatan, pembiayaan dan administrasi penyelenggaraan, ada sebagai kecil yang ditangani masyarakat sendiri, akan tetapi di sebagai besar negara hal-hal tersebut memperoleh bantuan dari pihak luar seperti lembaga pendidikan tinggi, pemerintah setempat atau suatu staf ahli dari proyek atau panitia tertentu.
b.                  Pendidikan seumur hidup bagi anak
Pendidikan seumur hidup bagi anak, merupakan sisi lain yang perlu memperoleh perhatian dan pemenuhan oleh karena anak akan menjadi “tempat awal” bagi orang dewasa nantinya dengan segala kelebihan dan kekuranganya.
Pengetahuan dan kemampuan anak, member peluang yang besar bagi pembangunan pada masa dewasa dan pada giliranya masa dewasanya menanggung beban hidup yang lebih ringan.
Proses pendidikannya menekankan pada metodologi yang mengajar oleh karena pada dasarnya pada diri anak harus tertanam kunci belajar, motivasi belajar dan kepribadian belajar yang kuat. Program kegiatan disusun mulai peningkatan kecakapan baca tulis,keterampilan dasar dan mempertinggi daya piker anak,sehingga memungkinkan anak terbiasa untuk belajar,berpikir kritis dan mempunyai pandangan kehidupan yang dicita-citakan pada masa yang akan datang.

8.      Implikasi konsep pendidikan seumur hidup pada program-program pendidikan
Implikasi pendidikan seumur hidup pada program pendidikan sebagaimana dikemukakan oleh Ananda W.P. Guruge,dalam garis besarnya dapat dikelompokkan dalam enam kategori, sebagai berikut :

a.                   Pendidikan Baca Tulis Fungsional
Program ini tidak saja penting bagi pendidikan seumur hidup karena relevansinya dengan kondisi yang ada pada negara-negara berkembang karena masih banyaknya pendudukan yang buta huruf,melainkan juga sangat penting ditinjau dari implementasinya. Bahkan di negara yang sudah maju sekalipun dimana radio,film dan televise telah menentang ketergantungan orang akan bahan-bahan bacaan, namun membaca masih tetap merupakan cara yang paling murah dan praktis untuk mendapatkan dan menyebarkan pengetahuan.
Jadi melek huruf fungsional itu di samping merupakan isi program sekaligus juga merupakan sarana terlaksananya pendidikan seumur hidup. Sebab itu realisasi baca tulis fungsional itu harus memuat dua hal yaitu:
1.      Memberikan kecakapan membaca,menulis,menghitung,(3M) yang fungsional bagi anak didik, dan
2.      Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut kecakapan yang telah dimilikinya itu.
b.                  Pendidkan Vokasional
Apakah pendidikan vokasional itu sebagai program pendidikan di luar sekolah bagi anak didik di luar batas usia sekolah, ataukah sebagai program pendidikan formal dan non formal dalam rangka apprentice-skip training,merupakan salah satu origram penting dalam rangka pendidikan seumur hidup. Pada kebanyakan negara berkembang yang sistem pendidikan formal umumnya diambil dari negara barat (bekas jajahan seperti halnya indonesia), out put pendidikan sekolah pada umumnya dirasakan kurang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang sedang membangun.kemajuan teknologi,tentang otomasi(otomation),dan makin meluasnya industrialisasi menuntut pendidikan vokasional it uterus-menerus.
c.                   Pendidikan Profesional
Apa yang berlaku bagi para pekerja dan buruh, berlaku pula bagi para profesional. Bahkan tantangan buat mereka itu lebih besar dan kuat. Mereka berusaha keras terus-menerus dan bergerak cepat agar tidak ditinggalkan oleh kemajuan. Sebab itu dalam tiap-tiap profesi hendaknya telah tercipta built-in mechanism yang memungkinkan golongan profesional itu selalu mengikuti perubahan dan kemajuan dalam metode perlengkapan, teknologi dan sikap profesionalnya. Ini merupakan realisasi dari pendidikan seumur hidup.
d.                  Pendidikan ke Arah Perubahan dan Pembangunan
Pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka mampu mengikuti perubahan sosial dan pembangunan merupakan konsekuensi penting daripada asas pendidikan seumur hidup. Abad ilmu pengetahuan dan teknologi itu pengaruhnya telah menyusup dalam berbagai aspek kehidupan manusia dan masyarakat, seorang ibu rumah tangga yang berkerja di rumahnya dengan kompor listrik,mesin cuci listrik dan perkakas rumah tangga lainnya yang serba elektronik itu bagaikan seorang sarjana yang berkerja di laboratoriumnya. Semua itu mengandung konsekuensi program pendidikan yang terus menerus.
e.                   Pendidikan Kewargaan Negara dan Kedewasaan politik
Tidak saja bagi warga negara biasa, melainkan para pemimpin masyarakat pun sangat membutuhkan pendidikan kewargaan negara dan kedewasaan politik itu. Dalam alam pemerintah dan masyarakat yang demokratis, maka kedewasaan warga negara dan para pemimpinnya dalam kehidupan bernegara sangat penting. Untuk itu program pendidikan kewargaan negara dan kedewasaan politik itu merupakan bagian yang penting dari pendidikan seumur hidup.
f.                   Pendidikan Kultural dan Pengisian Waktu Luang
Spesialisasi yang berlebih-lebihan dalam masyarakat, bahkan yang telah di mulai pada usia muda dalam program pendidikan formal di sekolah, membikin manusia menjadi berpandangan sempit pada bidangnya sendiri, buta kekayaan nilai-nilai kultural yang terkandung dalam warisan budaya masyarakat sendiri. Seorang yang disebut “educated man” harus memahami dan menghargai sejarah, kesusastraan,agama,filsafat hidup,seni dan musik bangsa sendiri. Sebab itu pendidikan kultural dan pengisian waktu senggang secara kultural dan pengisi waktu sengang secara kultural dan konstruktif merupakan bagian penting dari pendidikan seumur hidup.

9.      Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup dan Sasaran Pendidikan
Adapun mengenai implikasi konsep pendidikan seumur hidup ini pada sasaran pendidikan, Ananda W.P. Guruge juga mengklasifikasikannya dalam enam kategori, masing-masing denagn prioritas programnya. Masing –masing kategori tersebut adalah sebagai berikut :
a.                   Para Buruh dan Petani
b.                  Golongan Remaja yang terganggu Pendidikan sekolahnya
c.                   Para pekerjaj yang berketerampilan
d.                  Golongan technicians dan professionals
e.                   Para pemimpin dalam masyarakat
f.                   Golongan anggota masyarakat yang sudah tua




BAB III PENUTUP
a.       Kesimpulan
1.      Pendidikan seumur hidup ialah sebuah konsep yang menerangkan pada kita tentang bagaimana seharusnya pendidikan dalam kehidupan kita ini diselenggarakan. Pada intinya, konsep dasar pendidikan seumur hidup ialah konsep pendidikan, semesta, dimana kita melihat pendidikan sebagai suatu keseluruhan yang terpadu dari semua kegiatan pendidikan atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kehidupan manusia.
2.      Dasar pemikiran pentingnya pendidikan seumur hidup dari beberaapa segi, antara lain : Ideologis, ekonomis, sosiologis, politis, teknologis, psikologis dan pedagogis
3.      Konsep pendidikan seumur hidup terbagi 4 macam, yaitu : Konsep pendidikan seumur idup itu sendiri, konsep belajar seumur hidup, konsep pelajar seumur hidup, dan kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup.
4.      Perlunya konsep pendidikan seumur hidup didasari : keterbatasan kemampuan sekolah, Perubahan masyarakat dan peranan sosial, pendayagunaan sumber daya yang tidak optimal
5.      Tujuan Pendidikan seumur hidup : Untuk mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakekatnya, yakni seluruh aspek pembawaannya seoptimal mungkin dan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dan dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung selama manusia hidup.
6.      Cirri-ciri pendidikan seumur hidup : keterpaduan vertical, keterpaduan horizontal, keterpaduan ekologis, keragaman dan kelugasan dalam pendidikan.
7.      Arah pendidikan seumur hidup : pendidikan untuk orang dewasa dan untuk anak.
8.      Implikasi konsep pendidikan seumur hidup pada program-program pendidikan : baca tulis fungsional, pendidikan vokasional, pendidikan profesional, pendidikan kearah perubahan dan pembangunan, Pendidikan Kewargaan Negara dan Kedewasaan politik, Pendidikan Kultural dan Pengisian Waktu Luang
9.      Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup dan Sasaran Pendidikan : Para buruh dan petani, Golongan Remaja yang terganggu Pendidikan sekolahnya, Para pekerjaj yang berketerampilan, Golongan technicians dan professionals, Para pemimpin dalam masyarakat, Golongan anggota masyarakat yang sudah tua.



DAFTAR PUSTAKA
Ihsan,Fuad.2011.DASAR-DASAR KEPENDIDIKAN .Jakarta : Rineka Cipta                                 
Mudyaharjo,Redja.1987.DASAR-DASAR KEPENDIDIKAN.FIP-IKIP Bandung
Tim Dosen FIP-IKIP Malang.1981.Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan. Surabya:Usaha Nasional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar