BAB I PENDAHULUAN
a.
Latar
Belakang
Pendidikan adalah lembaga dan usaha pembangunan
bangsa dan watak bangsa. Pendidikan yang demikian mencakup ruang lingkup yang
amat komprehensif, yakni pendidikan kemampuan mental, pikir (rasio, intelek),
kepribadian manusia seutuhnya. Untuk membina kepribadian demikian jelas
memerlukan rentangan waktu yang relative panjang bahkan berlangsung seumur
hidup.
Dalam GBHN dinyatakan bahwa
“Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam lingkungan rumah
tangga, sekolah, dan masyarakat. Karena itu, pendidikan ialah tanggung jawab
bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah”.
Hal ini berarti bahwa setiap manusia indonesia diharapkan supaya
selalu berkembang sepanjang hidup, dan dilain pihak masyarakat dan pemerintah
diharapkan agar dapat menciptakan situasi yang menantang untuk belajar. Prinsip
ini berarti, masa sekolah bukanlah satu-satunya masa bagi setiap orang untuk
belajar, melainkan hanya sebagian dari waktu belajar yang akan berlangsung
seumur hidup.
b.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
itu pendidikan seumur hidup?
2.
Apa
yang menjadi dasar pemikiran pentingnya pendidikan seumur hidup?
3.
Bagaimana
konsep pendidikan seumur hidup? Dan mengapa perlu adanya konsep ini?
4.
Apa
tujuan pendidikan seumur hidup?
5.
Apa
cirri-ciri pendidikan seumur hidup?
c.
Tujuan
Penulisan
1.
Mengetahui
apa arti pendidikan seumur hidup
2.
Mengetahui
hal-hal yang menjadi dasar pemikiran pentingnya pendidikan seumur hidup
3.
Mengetahui
konsep pendidikan seumur hidup
4.
Mengetahui
untuk apa tujuan pendidikan seumur hidup
5.
Mengetahui
apa saja cirri pendidikan seumur hidup
6.
Dan
hal-hal yang berkaitan dengan konsep pendidikan seumur hidup
BAB II PEMBAHASAN
1.
Pendidikan
seumur hidup
Pendidikan seumur hidup ialah sebuah konsep yang menerangkan pada
kita tentang bagaimana seharusnya pendidikan dalam kehidupan kita ini
diselenggarakan. Pada intinya, konsep dasar pendidikan seumur hidup ialah
konsep pendidikan, semesta, dimana kita melihat pendidikan sebagai suatu
keseluruhan yang terpadu dari semua kegiatan pendidikan atau pengalaman belajar
yang terdapat dalam kehidupan manusia.
2.
Dasar-dasar
pemikiran pentingnya pendidikan seumur hidup
Konsep pendidikan seumur hidup merumuskan suatu asas bahwa
pendidikan adalah suatu proses yang terus menerus (kontinu) dari bayi sampai
meninggal dunia. Konsep ini sesuai dengan konsep islam seperti yang tercantum
dalam hadits Nabi Saw: “Uthlubil ‘ilma minal mahdi ilal lahdi” (Pendidikan
dimulai sejak lahir hingga datangnya ajal pada seseorang).
Semua perlakuan orangtua (pendidik) terhadap pertumbuhan dan
perkembangan anak sejak lahir merupakan tindakan pendidikan. (KH.Dewantoro)
Dasar pemikiran pentingnya pendidikan seumur hidup dari beberaapa
segi, antara lain :
a.
Ideologis
Semua manusia dilahirkan kedunia mempunyai hak yang sama, khususnya
hak untuk mendapatkan pendidikan dan peningkatan pengetahuan serta
keterampilannya. Pendidikan seumur hidup akan memungkinkan seseorang
mengembangkan potensi-potensinya sesuai dengan kebutuhan hidupnya.
b.
Ekonomis
Cara yang paling efektif untuk keluar dari “Lingkungan Setan
kemelaratan” yang menyebabkan kebodohan, dan kebodohan menyebabkan kemelaratan
ialah melalui pendidikan seumur hidup memungkinkan seseoraang untuk :
a.
Meningkatkan
produktifitas,
b.
Memelihara
dan mengembangkan sumber-sumber yang dimiliki,
c.
Memungkinkan
hidup dalam lingkungan yang lebih menyenangkan dan sehat, dan
d.
Memiliki
motivasi dalam mengasuh dan mendidik ank-anaknya secara tepat sehingga peranan
pendidikan keluarga menjadi sangat besar dan penting.
c.
Sosiologis
Pada orangtua di negara berkembang kerap kurang menyadari
pentingnya pendidikan sekolah bagi anak-anknya. Karena itu, anak-anak mereka
sering kurang mendapatkan pendidikan sekolah, putus sekolah atau tidak
bersekolah sama sekali. Dengan demikian, pendidikan seumur hidup bagi orang tua
akan merupakan pemecahan atas masalah tersebut.
d.
Politis
Pada negara demokrasi, hendaknya seluruh rakyat menyadari
pentingnya hak milik, dan memahami fungsi pemerintah, DPR, MPR, dll. Karena
itu, pendidikan kewarganegaraan perlu diberikan kepada setiap orang. Dengan
demikian, maka inilah yang menjadi tugas
pendidikan seumur hidup.
e.
Teknologis
Dunia dilanda oleh eksplosit ilmu pengetahuan dan teknologi. Para
sarjana, teknisi, dan pemimpin dinegara berkembang perlu memperbarui
pengetahuan dan keteramilan mereka, seperti yang dilakukan oleh sejawat mereka
di negara maju.
f.
Psikologis
dan pedagogis
Perkembangan iptek yang pesat mempunyai pengaruh besar terhadap
konsep, teknik dan metode pendidikan. Selain itu, perkembangan tersebut
menyebabkan makin luas, dalam dan kompleksnya ilmu pengetahuan. Akibatnya,
tidak mungkin lagi diajarkan seluruh kepada peserta didik di sekolah. Karena
itu, tugas pendidik sekolah yang utama sekarang ialah mengajarkan bagaimana
cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk belajar terus
menerus sepanjang hidupnya, memberikan keterampilan kepada peserta didik untuk
secara tepat, dan mengembangkan daya adaptasi yang besar dalam diri peserta
didik. Untuk itu semua, perlu diciptakan kondisi yang merupakan penerapan atas
pendidikan seumur hidup.
3.
Konsep
pendidikan seumur hidup
Terbagi 4 macam, yaitu :
a.
Konsep
pendidikan seumur hidup itu sendiri
Sebagai suatu konsep, maka pendidikan seumur hidup diartikan
sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan
pengalaman-pengalaman pendidikan. Hal ini berarti pendidikan akan melliputi
seluruh rentangan usia dan usia paling muda sampai paling tua dan adanya basis
institusi yang amat berbeda dengan basis yang mendasari persekolahan
konsensional.
b.
Konsep
belajar seumur hidup
Dalam pendidikan seumur hidup berarti pelajar belajar karena respon
terhadap keinginan yang didasari untuk belajar dan angan-angan pendidikan
menyediakan kondisi-kondisi yang membantu belajar. Jadi istilah belajar ini
merupakan kegiatan yang dikelola walaupun tanpa organisasi sekolah dan kegiatan
ini justru mengarah pada penyelenggaraan asas pendidikan seumur hidup.
c.
Konsep
pelajar seumur hidup
Belajar
seumur hidup dimaksudkan adalah orang-orang yang sadar tentag diri mereka
sebagai pelajar seumur hidup, melihat belajar baru sebagai cara yang logis
untuk mengatasi problema dan terdorong tinggi sekali untuk belajar diseluruh
tingkat usia dan menerima tantangan dan perubahan seumur hidup sebagai pemberi
kesempatan untuk belajar baru dalam keadaan demikian, perlu adanya sistem
pendidikan yang bretujuan membantu perkembangan orang-orang secara sadar dan
sistematik merespon untuk beradaptasi dengan lingkungan mereka seumur hidup
(pelajar dan belajar seumur hidup).
d.
Kurikulum
yang membantu pendidikan seumur hidup
Kurikulum,
dalam hubungan ini, didesain atas dasar perinci pendidikan seumur hidup
betul-betul telah menghasilkan elajar seumur hidup yang secara berurutan
melaksanakan belajar seumur hidup kurikulum yang demikian, merupakan kurikulum
praktis yang mencapai tujuan pendidikan dan mengimplementasikan prinsip-prinsip
pendidikan seumur hidup.
4.
Mengapa
perlu konsep pendidikan seumur hidup?
Ada beberapa hal yang mendorong timbulnya kebuthan akan konsep
pendidikan seumur hidup pada dewasa ini
a.
Keterbatasan
kemampuan pendidik sekolah
Keterbatasan sekolah melibatkan
berbagai faktor yang berkenaan dengan masukan instrumental sekolah (tujuan
pendidikan, isi pendidikan, guru, siswa, keuangan, sarana dan sebagainya), dan
proses pendidikannya. Mutu masukan dan proses pendidikan secra intern dapat
melemahkan kemampuan sekolah untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi
seperti diharapkan oleh masyarakat. Hal ini bertambah parah karena faktor
ekstern kurang mendukung atau kurang dimanfaatkan secara optimal.
Disamping itu keterbatasan sekolah
dapat dipengaruhi oleh inertia atau kelemahan para pelaksananya. Banyak
diantara kita bersifat konservatif dalam melaksanakan tugas mengajar dan
mendidik menutup diri terhadap segala kemajuan yang terjadi dalam dunia
teknologi pendidikan, atau kadang-kadang secara tidak sadar menentangnya karena
berbagai motif yang tersembunyi. Keterbatasan kemampuan penddik sekolah ini
mendorong kepada perlunya usaha memperbaiki pendidikan sekolah dan usaha baru
untuk melengkapi pendidikan sekolah. Disamping itu, melahirkan pula usaha memadukan
pendidikan sekolah dengan pendidikan luar sekolah dalam suatu sistem yang
saling menunjang.
b.
Perubahan
masyarakat dan peranan sosial
Yang terutama menyulitkan pendidikan
ialah masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja. Para lulusan sekolah atau
perguruan tinggi masih harus dilatih terlebih dahulu sebelum mereka bekerja sebagai
karyawan efektif. Alangkah perlunya pendidikan itu dan didekatkan dan
disesuaikan dunia pasaran kerja masyarakat. Tetapi sering mensyarakat dan
pasaran kerja itu terlalu cepat berubah sehingga bisa saja sekolah itu tak
pernah dalam keadaan yang sesuai betul dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
Justru yang dibutuhkan ialah pelaksanaan pendidikan demi efektifnya siswa dan lulusan
menyesuaikan diri kepada perubahan lingkungannya. Disinilah timbulnya kebutuhan
individu untuk belajar terus seumur hidup atau sepanjang hayatnya.
Masih ada sisi lain dalam kehidupan
kita yang sangat menarik dan perlu mendapat perhatian secukupnya. Gejala
tersebut ialah perkembangan ilmu dan teknologi. Ilmu dan teknologi berkebang
sangat pesat dan menyerbu kehidupan kita melalui hasil-hasilnya dalam bentuk
barang atau gagasan. Hasil perkembangan ilmu dan teknologi menyebabkan
perubahan-perubahan dalam masyarakat yang selanjutnya menyebabkan
perubahan-perubahan peranan siosial. Perubahan dalam peranan sosial, menuntut
kepada setiap anggota masyarakatnya untuk menyesuaikan dirinya dengan peranan-peranan
tersebut. Hal ini pun berlaku bagi kita semua sebagai guru, agar dapat
mengikuti dan berperan serta aktif dalam pembaharuan dalam bidang pendidikan.
Kita tahu bahwa hasil ilmu dan teknologi menyebabkan penemuan-penemuan dalam
bidang pendidikan, terutama dalam teknik belajar mengajar.
c.
Pendayagunaan
sumber yang masih belum optimal
Salahsatu
masalah yang kita hadapi dewasa ini ialah kelangkaan atau kekurangan sumber
yang mendukung pelaksanaan pendidikan. Hal ini sekurang-kurangnya mempunyai dua
makna bagi para pengelola dan pelaksana pendidikan. Pertama perlu dilakukan
penghematan dan optimalisasi dalam pengguanaan sumber yang tellah tersedia bagi
pendidikan. Kedua, perlu digali sumber-sumber baru yang msih terpendam dalam
masyarakat, yang dapat dimanfaatkan untuk memperlancar dan meningkatkan proses
pendidikan. Dalalm pendidikan, siswa adalah sumber bagi dirinya dan bukan hanya
obyek bagi gurunya. Pendidikan ialah usaha yang bersifat membantu siswa agar
potensi-potensi yang terpendam tersebut tumbuh mekar, berkembang, dan
meningkatkan menjadi kemampuan-kemampuan nyata yang dapat dipergunakan siswa
dalam melaksanakan tugas-tugas hidupnya. Dengan demikian guru sebagai salahsatu
pendidik siswa berhubungan dengan pertumbuhan, pemekarn, pengembangan, dan peningkatan
potensi-potensi yang terpendam tersebut.
Pengelolaan
pendidikan sekolah yang optimal memerlukan pendayagunaan sumber-sumber yang
telah terdapat disekolah yang terdapat pada siwa baik yang masih terpendam
maupun yang sudah menjadi kemampuan nyata, dan yang terdapat dilingkungan luar
sekolah. Pengelolaan sumber-sumber tersebut membutuhkan koordinasi dan
kerjasama yang terpadu. Tidak saja mengembangkan potensi inteektual tetapi juga
aspek afektif efektif dan lainnya.
5.
Tujuan
Pendidikan seumur hidup
a.
Untuk
mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakekatnya,
yakni seluruh aspek pembawaannya seoptimal mungkin. Dengan demikian secara
potensial keseluruhan potensi manusia di isi kebutuhannya supaya berkembang
secara wajar.
b.
Dengan
mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat
hidup dan dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung selama manusia hidup.
Dengan keseimbangan yang wajar hidup jasmani dan rokhani kita itu,
berarti kita mengembangkan keduanya secara utuh sesuai kodrat kebutuhannya,
akan dapat terwujud manusia seutuhnya. Sebaliknya ada kecenderuangan –kadang
kadang tanpa disadari kita lebih mengutamakan hidup jasmani dan keduniawan. Hal
ini terbukti dengan kebiasaan hidup yang melupakan kebutuhan nilai-nilai
rokhaniah spiritual di atas.
6.
Ciri-ciri
pendidikan seumur hidup
Pandangan
yang pokok dan menjadi ciri dari pendidikan seumur hidup ialah antara lain
sebagai berikut :
a.
Keterpaduan
vertical
Konsep
keterpaduan vertical mengandung arti bahwa pendidikan tidaklah berakhir atau
berhenti setelah pendididkan disekolah selesi. Pendidikan terus berlangsung
setelah pendidikan disekolah tamat, dengan kata lain pendidikan terus
berlangsung sampai seseorang menemui ajalnya. Perpanjangan pendidikan ini tidaklah
berarti masa pendidikan sekolah diperpanjang sampai mati, tetapi pendidikan
haruslah menjadi tangga atau jalan untuk mampu belajar terus setiap waktu dalam
hidup seseorang sesuai dengan kebutuhannya setelah seseorang tamat sekolah.
Makna
lain dari keterpaduan vertical adalah bahwa pendidikan seumur hidup tidaklah
sama dengan pendidikan orang dewasa. Dengan kata lain pendidikan seumur hidup
mencangkup keseluruhan masa pendidikan sejak lahir hingga mati, yang terdiri
atas masa pendidikan sebelum, selama, dan setelah sekolah.
b.
Keterpaduan
horisontal
Dalam
hubngan ini, pendidikan seumur hidup berarti pendidikan yang mencakup
perkembangan semua aspek kehidupan dan kepribadian seseorang. Hal ini berate
bahwa pendidikan yang berlangsung dalam setiap tahap hidup seseorang harus
mampu mengembangkan secara terpadu aspek-aspek: fisik, intelektual, afektif dan
spiritual, sehingga pada akhirnya tercapai perkembangan kepribadian yang
lengkap.
Makna
lain dari keterpaduan horizontal ini ialah bahwa pendidikan seumur hidup
mencakup pendiddikan umum dan pendidikan profesional, yang saling melengkapi
atau saling menunjang.pendidikan seumur hidup menghendaki agar pendidikan tidak
hanya mengembangkan efisiensi kerja secara profesional (pendidikan
profesional),tetapi juga mengembangkan aspek-aspek kehidupan manusia sebagai
anggota masyrakat,warga,negara, dan sesama umat.
c.
Keterpaduan ekologis
konsep
pendidikan seumur hidup mengakui bahwa pendidikan berlangsung dalam lingkungan
kehidupan manusia dengan kata lain, keseluruhan kehidupan manusia merupakan
ekologi atau lingkungan tempat berlangsungnya pendidikan hal ini mengandung
makna bahwa pendidikan tidaklah terbatas kepada pengalaman belajar yang
diperoleh melalui program yang terencana secara ketat seperti pribadi sekolah, tetapi
juga terjadi melalui pengalaman belajar yang diperoleh secara tidak terencana
dan incidental.
Makna
lain dari keterpaduan ekologi ialah bahwa lembaga pendidikan seperti
sekolah,perguruan tinggi,dan pusat-pusat latihan,merupakan tempat belajar yang penting,tetapi
hanya sebagai salah satu saja dari lembaga-lembaga dalam kehidupan seumur
hidup. Pendidikan seumur hidup merupakan konsep pendidikan yang menghendaki ada nya kesesuaian
antara pendidikan dengan hidup.pendidikan seumur hidup mengusahakan tercapai
nya kesesuaian tersebut dengan jalan: menyelaras kan pendidikan sekolah dengan
pendidikan luar sekolah dalam suatu keterpaduan horizontal, menyinambungkan
pengalaman pendidikan dikeluarga, disekolah dan masyarakat dalam suatu
keterpaduan vertical untuk mencapai pertumbuhan manusia selengkap mungkin,
mengusahakan semua pengalaman pendidikan bersifat saling menunjang dan
berkesiambungan, menyesuaikan kebutuhan, masalah dan tingat pertumbuhan
seseorang memperbaiki sistem ujian, kenaikan izajah yang sudah tidak sesuai
lagi, mengutamakan belajar daripada mengajar, dan sebagainya.
d.
Keragaman
dan kelugasan dalam pendidikan
Konsep pendidikan seumur hidup menghendaki keragaman dan kelugasan
dalam program dan kegiatan pendidikan. Pendidikan tidak bersifat satu jalur
pengalaman belajar (monolitik), tetapi berbagai pengalaman belajarnya
diselaraskan kepada kesempatan dan minat seseorang. Program dan kegiatan
pendidikan hendaknya disesuaikan kepada kebutuhan dan kondisi seseorang yang
berbeda-beda.
Pendidikan seumur hidup menghendaki agar dalam pelaksanaannya
dipergunakan cara-cara belajar baru untuk melengkapi cara-cara belajar lama.
Pendidikan seumur hidup menghendaki agar pendidikan berfungsi
adavtif dan inovatif skaligus. Pendidikan hendaknya memungkinkan seseorang
untuk mampu menyesuaikan dirianya kepada perubahan-perubahan sosial, ekonomi,
industry, dan ekologis. Penyesuaian diri pribadi terhadap kekuatan-kekuatan
dari luar tersebut merupakan penyesuaian diripribadi seseorang. Oleh karena itu
pendidikan harus tertuju kepada perwujudan kemampuan diri, penyempurnaan diri,
dan pengembangan kepribadian seutuhnya.
Pendidikan seumur hidup menghendaki pendidikan universal.
Pendidikan tidak merupakan hak prerogatif dari sekelompok orang tertentu.
Kesamaan kesempatan pendidikan untuk semua orang dalam setiap tahap hidupnya
hendaknya diberikan. Kesamaan kesempatan pendidikan ini hendaknya mengarah
kepada proses demokratisasi dalam pendidikan, dimana setiap orang dapat
mewujudkan hak asasinya yaitu mengembangkan potensi yang terdpat dalam dirinya
secara optimal.
Ada tiga pokok bagi pendidikan seumur hidup, yaitu : kesempatan,
motivasi, dan kemampuan belajar. Persyaratan pertama ialah kesempatan yang
memadai untuk dapat belajar melalui jalur formal dan tidak formal dalam
pegembangan profesi dan pendidikan umum. Disamping kesempatan, individu perlu
di dorong untuk mau dan ingin belajar. Pendidikan seumur hidup harus berkembang
makin lama makin menjadi kegiatan belajar sendiri dan belajar membina sendiri
karena seseorang mengembangkan dirinya sendiri dari tahap yang satu ke tahap
berikutnya. Selanjutnya persyaratan ketiga adalah kesiapan seorang untuk
mengambil keuntungan dari kesempatan belajar yang tersedia. Termasuk dalam hal
ini yaitu keteerampilan menggunakan teknik belajar, kemampuan membuat rencana
belajar dan melaksanakannya, kemampuan menggunakan berbagai alat dan media
belajar secara efektif, kemampuan belajar sendiri dengan percaya kepada diri
sendiri, dan sebagainya.
7.
Arah
pendidikan seumur hidup .
a.
Pendidikan
seumur hidup kepada orang dewasa
Sebagai
generasi penerus, kaum muda atau dewasa membutuhkan pendidikan seumur hidup ini
dalam rangka pemenuhan “self interest” yang merupakan tuntunan hidup mereka
sepanjang masa.
Di
antara self interest tersebut, kebutuhan akan baca tulis bagi mereka umumnya
dan latihan keterampilan bagi para pekerja, sangat membantu mereka untuk
menghadapi situasi dan persoalan-persoalan penting yang merupakan kunci
keberhasilan.
Program
kegiatan, pembiayaan dan administrasi penyelenggaraan, ada sebagai kecil yang
ditangani masyarakat sendiri, akan tetapi di sebagai besar negara hal-hal
tersebut memperoleh bantuan dari pihak luar seperti lembaga pendidikan tinggi,
pemerintah setempat atau suatu staf ahli dari proyek atau panitia tertentu.
b.
Pendidikan
seumur hidup bagi anak
Pendidikan
seumur hidup bagi anak, merupakan sisi lain yang perlu memperoleh perhatian dan
pemenuhan oleh karena anak akan menjadi “tempat awal” bagi orang dewasa
nantinya dengan segala kelebihan dan kekuranganya.
Pengetahuan
dan kemampuan anak, member peluang yang besar bagi pembangunan pada masa dewasa
dan pada giliranya masa dewasanya menanggung beban hidup yang lebih ringan.
Proses
pendidikannya menekankan pada metodologi yang mengajar oleh karena pada
dasarnya pada diri anak harus tertanam kunci belajar, motivasi belajar dan
kepribadian belajar yang kuat. Program kegiatan disusun mulai peningkatan
kecakapan baca tulis,keterampilan dasar dan mempertinggi daya piker
anak,sehingga memungkinkan anak terbiasa untuk belajar,berpikir kritis dan
mempunyai pandangan kehidupan yang dicita-citakan pada masa yang akan datang.
8.
Implikasi
konsep pendidikan seumur hidup pada program-program pendidikan
Implikasi pendidikan seumur hidup pada program pendidikan
sebagaimana dikemukakan oleh Ananda W.P. Guruge,dalam garis besarnya dapat
dikelompokkan dalam enam kategori, sebagai berikut :
a.
Pendidikan
Baca Tulis Fungsional
Program
ini tidak saja penting bagi pendidikan seumur hidup karena relevansinya dengan
kondisi yang ada pada negara-negara berkembang karena masih banyaknya
pendudukan yang buta huruf,melainkan juga sangat penting ditinjau dari
implementasinya. Bahkan di negara yang sudah maju sekalipun dimana radio,film
dan televise telah menentang ketergantungan orang akan bahan-bahan bacaan,
namun membaca masih tetap merupakan cara yang paling murah dan praktis untuk
mendapatkan dan menyebarkan pengetahuan.
Jadi
melek huruf fungsional itu di samping merupakan isi program sekaligus juga
merupakan sarana terlaksananya pendidikan seumur hidup. Sebab itu realisasi
baca tulis fungsional itu harus memuat dua hal yaitu:
1.
Memberikan
kecakapan membaca,menulis,menghitung,(3M) yang fungsional bagi anak didik, dan
2.
Menyediakan
bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut kecakapan
yang telah dimilikinya itu.
b.
Pendidkan
Vokasional
Apakah
pendidikan vokasional itu sebagai program pendidikan di luar sekolah bagi anak didik
di luar batas usia sekolah, ataukah sebagai program pendidikan formal dan non
formal dalam rangka apprentice-skip training,merupakan salah satu origram
penting dalam rangka pendidikan seumur hidup. Pada kebanyakan negara berkembang
yang sistem pendidikan formal umumnya diambil dari negara barat (bekas jajahan
seperti halnya indonesia), out put pendidikan sekolah pada umumnya dirasakan
kurang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang sedang membangun.kemajuan
teknologi,tentang otomasi(otomation),dan makin meluasnya industrialisasi
menuntut pendidikan vokasional it uterus-menerus.
c.
Pendidikan
Profesional
Apa
yang berlaku bagi para pekerja dan buruh, berlaku pula bagi para profesional.
Bahkan tantangan buat mereka itu lebih besar dan kuat. Mereka berusaha keras
terus-menerus dan bergerak cepat agar tidak ditinggalkan oleh kemajuan. Sebab
itu dalam tiap-tiap profesi hendaknya telah tercipta built-in mechanism yang
memungkinkan golongan profesional itu selalu mengikuti perubahan dan kemajuan
dalam metode perlengkapan, teknologi dan sikap profesionalnya. Ini merupakan
realisasi dari pendidikan seumur hidup.
d.
Pendidikan
ke Arah Perubahan dan Pembangunan
Pendidikan
bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka mampu mengikuti
perubahan sosial dan pembangunan merupakan konsekuensi penting daripada asas
pendidikan seumur hidup. Abad ilmu pengetahuan dan teknologi itu pengaruhnya
telah menyusup dalam berbagai aspek kehidupan manusia dan masyarakat, seorang
ibu rumah tangga yang berkerja di rumahnya dengan kompor listrik,mesin cuci
listrik dan perkakas rumah tangga lainnya yang serba elektronik itu bagaikan
seorang sarjana yang berkerja di laboratoriumnya. Semua itu mengandung
konsekuensi program pendidikan yang terus menerus.
e.
Pendidikan
Kewargaan Negara dan Kedewasaan politik
Tidak saja bagi warga negara biasa, melainkan para pemimpin
masyarakat pun sangat membutuhkan pendidikan kewargaan negara dan kedewasaan
politik itu. Dalam alam pemerintah dan masyarakat yang demokratis, maka
kedewasaan warga negara dan para pemimpinnya dalam kehidupan bernegara sangat
penting. Untuk itu program pendidikan kewargaan negara dan kedewasaan politik
itu merupakan bagian yang penting dari pendidikan seumur hidup.
f.
Pendidikan
Kultural dan Pengisian Waktu Luang
Spesialisasi
yang berlebih-lebihan dalam masyarakat, bahkan yang telah di mulai pada usia
muda dalam program pendidikan formal di sekolah, membikin manusia menjadi
berpandangan sempit pada bidangnya sendiri, buta kekayaan nilai-nilai kultural
yang terkandung dalam warisan budaya masyarakat sendiri. Seorang yang disebut
“educated man” harus memahami dan menghargai sejarah,
kesusastraan,agama,filsafat hidup,seni dan musik bangsa sendiri. Sebab itu
pendidikan kultural dan pengisian waktu senggang secara kultural dan pengisi
waktu sengang secara kultural dan konstruktif merupakan bagian penting dari
pendidikan seumur hidup.
9.
Implikasi
Konsep Pendidikan Seumur Hidup dan Sasaran Pendidikan
Adapun mengenai implikasi konsep pendidikan seumur hidup ini pada
sasaran pendidikan, Ananda W.P. Guruge juga mengklasifikasikannya dalam enam
kategori, masing-masing denagn prioritas programnya. Masing –masing kategori
tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Para
Buruh dan Petani
b.
Golongan
Remaja yang terganggu Pendidikan sekolahnya
c.
Para
pekerjaj yang berketerampilan
d.
Golongan
technicians dan professionals
e.
Para
pemimpin dalam masyarakat
f.
Golongan
anggota masyarakat yang sudah tua
BAB III PENUTUP
a.
Kesimpulan
1.
Pendidikan
seumur hidup ialah sebuah konsep yang menerangkan pada kita tentang bagaimana
seharusnya pendidikan dalam kehidupan kita ini diselenggarakan. Pada intinya,
konsep dasar pendidikan seumur hidup ialah konsep pendidikan, semesta, dimana
kita melihat pendidikan sebagai suatu keseluruhan yang terpadu dari semua
kegiatan pendidikan atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kehidupan
manusia.
2.
Dasar
pemikiran pentingnya pendidikan seumur hidup dari beberaapa segi, antara lain :
Ideologis, ekonomis, sosiologis, politis, teknologis, psikologis dan pedagogis
3.
Konsep
pendidikan seumur hidup terbagi 4 macam, yaitu : Konsep pendidikan seumur idup
itu sendiri, konsep belajar seumur hidup, konsep pelajar seumur hidup, dan
kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup.
4.
Perlunya
konsep pendidikan seumur hidup didasari : keterbatasan kemampuan sekolah, Perubahan
masyarakat dan peranan sosial, pendayagunaan sumber daya yang tidak optimal
5.
Tujuan
Pendidikan seumur hidup : Untuk mengembangkan potensi kepribadian manusia
sesuai dengan kodrat dan hakekatnya, yakni seluruh aspek pembawaannya seoptimal
mungkin dan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia
bersifat hidup dan dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung selama manusia
hidup.
6.
Cirri-ciri
pendidikan seumur hidup : keterpaduan vertical, keterpaduan horizontal,
keterpaduan ekologis, keragaman dan kelugasan dalam pendidikan.
7.
Arah
pendidikan seumur hidup : pendidikan untuk orang dewasa dan untuk anak.
8.
Implikasi
konsep pendidikan seumur hidup pada program-program pendidikan : baca tulis
fungsional, pendidikan vokasional, pendidikan profesional, pendidikan kearah
perubahan dan pembangunan, Pendidikan Kewargaan Negara dan Kedewasaan politik, Pendidikan
Kultural dan Pengisian Waktu Luang
9.
Implikasi
Konsep Pendidikan Seumur Hidup dan Sasaran Pendidikan : Para buruh dan petani, Golongan
Remaja yang terganggu Pendidikan sekolahnya, Para pekerjaj yang
berketerampilan, Golongan technicians dan professionals, Para pemimpin dalam
masyarakat, Golongan anggota masyarakat yang sudah tua.
DAFTAR PUSTAKA
Ihsan,Fuad.2011.DASAR-DASAR KEPENDIDIKAN .Jakarta : Rineka
Cipta
Mudyaharjo,Redja.1987.DASAR-DASAR KEPENDIDIKAN.FIP-IKIP
Bandung
Tim Dosen FIP-IKIP Malang.1981.Pengantar Dasar-Dasar
Kependidikan. Surabya:Usaha Nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar